FLORESGENUINE.com- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, sektor pariwisata Labuan Bajo memiliki trend positif sehingga perlu upaya percepatan transformasi Labuan Bajo untuk isu CHSE, safety dan implementasi sustainability yang berkaitan dengan kebencanaan.
Menteri Sandiaga mengatakan, peningkatan infrastruktur penting dilakukan guna menjamin keselamatan wisatawan seperti crisis center, sarana dan prasarana, alat komunikasi serta sumber daya manusia. Upaya dan peran berbagai pihak untuk menjamin keselamatan wisatawan perlu lebih diprioritaskan dan ditindak lanjuti dengan identifikasi permasalahan yang lebih komprehensif.
Sementara itu, Tim Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah melakukan kunjungan lapangan ke Labuan Bajo untuk memastikan keselamatan pariwisata. Hasil temuan KNKT menyebutkan masih kurang lengkapnya perlengkapan keselamatan pada alat transportasi laut seperti life jacket atau pelampung yang seharusnya disiapkan oleh kapal. Terutama pada saat para penumpang berada di sekoci.
Temuan lain yakni fasilitas kapal belum memadai seperti kurangnya ventilasi udara di dapur, sistem perkabelan yang belum sesuai standar marina serta stabilitas kapal yang tidak didesain sebagaimana mestinya. Selanjutnya, pada faslitas penunjang lainnya seperti fasilitas lokasi parkir kapal, sarana prasana penumpang untuk menuju ke kapal yang masih perlu ditingkatkan keamanannya, dermaga di pulau-pulau yang kurang memadai, kurangnya personil penyelamatan di pulau-pulau dan ambulans.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas III Labuan Bajo, Stephanus Risdianto mengatakan, pihaknya telah mengupayakan peningkatan fasilitas di pelabuhan Labuan Bajo demi menciptakan kenyamanan bagi para wisatawan. Salah satu yang dilakukan yakni membangun floating jetty atau dermaga apung.
“ Kami sudah melakukan pendekatan ke pihak terkait untuk mempercepat pembangunan floating jetty atau dermaga apung di pelabuhan Labuan Bajo untuk mengurangi risiko kecelakaan bagi wisatawan yang hendak menaiki sekoci,” ujar Stephanus seraya menambahkan bahwa saat ini pihaknya telah menerapkan sistem E-Ticketing untuk semua penumpang kapal wisata yang hendak berlayar ke destinasi wisata di Labuan Bajo.
Sementara itu, Agus Pambagio, Pengamat Kebijakan Publik menyatakan bahwa Labuan Bajo sebagai destinasi utama perlu memperhatikan sistem pengelolaan dan standarisasi pariwisata yang berkelanjutan. Dia mengatakan, dibutuhkan pengelolaan ataupun managing perahu-perahu yang ada di wilayah perairan ini baik dari segi kelengkapan fasilitas keselamatan seperti life jacket, kesesuaian kapasitas ataupun tonase kapal serta restrukturisasi untuk mengelompokkan semua jenis kapal wisata sesuai dengan aturan Menteri Perhubungan.
Dengan demikian, tidak ada lagi kapal yang mengalami overload yang akan berimbas pada terancamnya keselamatan wisatawan. Disamping itu, perlu pula kolaborasi dan sinergitas berbagai pihak terkait seperti KSOP dan BPBD perihal izin dan kelaikan kapal yang hendak berlayar.
Adapun hasil Rakor ini merekomendasikan sebagai berikut: pertama, sinergi pemetaan inisiatif /langkah konkret mengatasi masalah SDM dan kelembagaan dengan dukungan anggaran (KNKT, Basarnas,Kemenhub/ Ditjen Hubla, Kemenparekraf, KSOP Labuan Bajo, BPOLBF, Gahawisri, Pemda Mabar, Pemda NTT. Kedua, blue print penataan keselamatan (CHSE) pariwisata bahari berstandar internasional.
Ketiga, peningkatan kapasitas SDM pelaku pariwisata, pemandu, aparatur (marine inspector dan lain-lain), potensi SAR dari komunitas/ asosiasi/ pelaku/ balawisata melalui koordinasi terpadu (command center), modul pelatihan untuk mitigasi, inspeksi, standar pelayaran, standar CHSE, usaha berbasis risiko, perijinan laik layar, monitoring, penegakan aturan dan ketentuan.
Rapat koordinasi ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait, antara lain Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf, Direktorat Tata Kelola Destinasi Kemenparekraf, Direktorat Jendral Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan RI, Kepala Kantor Syahbandar dan Otorita Pelabuhan Kelas lll Labuan Bajo, Kordinator Pos SAR Pencarian dan Pertolongan Labuan Bajo, dan Gahawisri Labuan Bajo. [kis/fg]