BUMI MANUSIA

Paus Fransiskus Umumkan Tahun Yubileum 2025

FLORESGENUINE.com- Pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus secara resmi mengumumkan Tahun Yubileum 2025 di Basilika Santo Petrus, Vatikan. Tahun Yubileum dimulai pada Selasa (24/12/2024) dan berakhir pada Selasa (6/1/2026).

Melansir dari Catholic World Report, Tahun Yubileum adalah tahun suci rahmat dan ziarah khusus dalam Gereja Katolik. Umumnya, Tahun Yubileum akan diadakan setiap 25 tahun sekali meskipun Paus dapat mengadakan tahun Yubileum luar biasa, seperti pada Tahun Iman 2013 dan Tahun Kerahiman 2016.

Tahun khusus ini pertama kali dijalani pada tahun 1470 ketika umat Katolik dipimpin oleh Paus Paulus II dan terakhir diselenggarakan pada 2000. Tema yang dipilih oleh Paus Fransiskus pada Tahun Yubileum 2025 kali ini adalah “Peziarah Pengharapan”.

Sejak zaman Nabi Musa

Dalam keterangan resmi Vatikan, nama “Yubileum” diberikan untuk tahun tertentu dan istimewa dalam kalender liturgi. Tahun Yubileum juga memiliki riwayat dalam Alkitab. Dalam kitab Imamat yang merupakan bagian dari Perjanjian Lama, Tuhan berfirman kepada Nabi Musa untuk membebaskan semua penduduk negeri pada tahun yang ke-50 sebagai Yubileum.
“Itu adalah peristiwa pembebasan akbar. Semacam pengampunan umum,” jelas Paus.

Istilah Yubileum diyakini berasal dari kata Ibrani yakni “yobel”.Yobel sendiri adalah alat musik tiup yang terbuat dari tanduk domba jantan. Orang Yahudi menggunakan yobel untuk menandai dimulainya perayaan ini.

Yubileum Yahudi memiliki tujuan spiritual dan material. “Tahun yang ke-50 itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, jangan kamu menabur, dan apa yang tumbuh sendiri dalam tahun itu jangan kamu tuai, dan pokok anggur yang tidak dirantingi jangan kamu petik buahnya. Karena tahun itu adalah tahun Yobel, haruslah itu kudus bagimu; hasil tahun itu yang hendak kamu makan harus diambil dari ladang. Dalam tahun Yobel itu kamu harus masing-masing pulang ke tanah miliknya,” demikian bunyi kitab imamat pasal 25 ayat 10.

María Jesús Fernández Cordero, profesor sejarah gereja di Fakultas Teologi Universitas Kepausan Comillas di Spanyol, mengibaratkan Yubileum sebagai “tahun sabat”. Pada tahun tersebut, semua properti dikembalikan karena penjualan dan pembelian tidak berlangsung selamanya tetapi sampai Yubileum tiba. “Tanah dibiarkan tidak digarap, budak-budak Ibrani dibebaskan dan utang diampuni.

Paus sendiri sudah menegaskan bahwa makna dari perayaan Yahudi adalah menyantuni “orang miskin, yatim piatu dan janda”. “Utang dihapuskan dan tanah dikembalikan kepada pemiliknya, karena ide dasarnya adalah bahwa tanah milik Tuhan dan telah dipercayakan kepada manusia sebagai administrator.

Kristenisasi tradisi

Pada tahun 1300, Paus Bonifasius VIII memasukkan tradisi Yahudi ke dalam tradisi Gereja. Dia pun menyerukan apa yang dipandang secara universal sebagai Yubileum Katolik pertama.Arsip Vatikan menyebut keputusan kepausan itu didorong permintaan dari banyak orang Romawi untuk merayakan dimulainya abad baru.

BACA JUGA:  Momen Haru Penuh Persahabatan, Imam Besar Masjid Istiqlal Cium Kening Paus Fransiskus

“Gereja mengadopsi tradisi karena cerita Injil Lukas tentang Yesus yang memulai khotbah publik-Nya di sinagoga Nazaret,” papar Fernández Cordero.

“Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang,” demikian bunyi ayat Alkitab yang dimaksud Fernández Cordero.

Beberapa dekade sebelum Paus Bonifasius VIII, Paus Kalistus II sebenarnya sudah menetapkan Yubileum Katolik.Akan tetapi, cakupan perayaan ini terbatas di Kota Santiago de Compostela di Spanyol.

Tahun suci ini didedikasikan untuk Santo Yakobus, salah satu dari 12 rasul Yesus yang makamnya diyakini berada di Katedral Santiago de Compostela. Perayaan tersebut berlangsung setiap 25 Juli yang bertepatan dengan Hari Raya Santo Yakobus.

Catatan Vatikan menjelaskan awalnya Yubileum Katolik dirayakan setiap abad. Pada 1342, Paus Klemens VI menetapkan bahwa Yubileum Katolik diperingati setiap 50 tahun seperti orang Ibrani. Pada 1389, Paus Urbanus VI menetapkan Yubileum Katolik dirayakan setiap 33 tahun.
Penetapan ini dilakukan untuk mengenang masa hidup Yesus Kristus menurut Alkitab.

Yubileum Katolik kembali mengalami perubahan pada 1475. Paus Sixtus IV kala itu menetapkan Yubileum dirayakan secara teratur setiap 25 tahun sekali. Tradisi ini berlanjut hingga hari ini.

“Supaya setiap generasi dapat berpartisipasi dalam setidaknya satu Yubileum,” ujar teolog Santiago Ausín Olmos.

Di sisi lain, pemimpin Gereja Katolik berwenang untuk menetapkan Yubileum luar biasa atau di luar periode 25 tahun tersebut. Pada 1983, misalnya, Paus Yohanes Paulus II menyerukan Yubileum Katolik untuk memperingati penyaliban dan kebangkitan Yesus yang ke-1.950.

Yang terkini, Paus Fransiskus menetapkan Yubileum Katolik pada 2025. Dia mendedikasikannya untuk belas kasih. Yubileum Katolik berikutnya akan berlangsung pada 2025. Akan tetapi, hari pertama Yubileum akan jatuh pada malam Natal. Mengapa demikian?
“Karena itu adalah tanggal keagamaan utama yang terdekat,” ujar Martínez Esteban.

Hanya Tahun Suci biasa yang lazimnya dimulai pada malam Natal. Tahun Suci Kerahiman 2015 dimulai pada 8 Desember dan berakhir pada 20 November tahun berikutnya.

Pintu Suci dan ritual lainnya

Yubileum akan dibuka dengan tradisi yang berusia lebih dari lima abad: pembukaan Pintu Suci Basilika Santo Petrus oleh Paus Fransiskus. Hal ini diumumkan dalam dekrit Spes non confundit (Harapan tidak membingungkan) yang diterbitkan Paus Fransiskus pada 9 Mei 2024.

BACA JUGA:  Paus Fransiskus Terima Bibit Pohon Bakau dari Menkomarves Luhut Binsar Panjaitan

Antara 29 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025, pintu-pintu suci dari tiga basilika kepausan lainnya di Roma (Santo Yohanes Lateran; Santa Maria Maggiore; dan Santo Paulus di Luar Tembok) juga akan dibuka.

Melalui pintu-pintu yang hanya dibuka selama tahun-tahun suci ini, jutaan umat diperkirakan akan melakukan perjalanan ke Roma pada tahun 2025.

Ini adalah bagian dari ritual yang harus mereka ikuti untuk mendapatkan pengampunan dosa.
Ritual melintasi pintu suci memiliki penjelasan teologis dalam Injil Santo Yohanes.

Dalam kitab suci itu, Yesus meyakinkan umat-Nya: “Akulah pintu: siapa saja yang masuk melalui Aku akan selamat.”

Namun, pada kali ini, selain empat pintu yang disebutkan di atas, akan ditambahkan satu pintu lagi. Pintu yang kelima tidak terletak di kuil atau tempat suci, tetapi di penjara.

Tepatnya di penjara Roma Rebibbi.

Paus Fransiskus tidak hanya ingin menawarkan tanda nyata kedekatan terhadap para tahanan.
Dia juga ingin memperkuat tuntutan mereka agar hak asasi manusia mereka dijamin dan hukuman mati dihapuskan.Tradisi Yubileum lainnya adalah pameran publik relikui orang-orang kudus.

Berjalan mencari pengampunan.

Tujuan utama tahun-tahun suci adalah agar umat dapat memperoleh pengampunan dosa penuh.

“Pengampunan tidak mengubah masa lalu. Pengampunan tidak dapat mengubah apa yang telah terjadi.”

“Akan tetapi, pengampunan membuka jalan untuk mengubah masa depan,” tulis Paus Fransiskus dalam dekritnya.

“Menjalaninya dengan cara yang berbeda, yakni tanpa kebencian, kemarahan, atau balas dendam.”

“Masa depan yang diterangi oleh pengampunan memungkinkan untuk membaca masa lalu dengan mata yang berbeda, lebih tenang, meskipun masih diwarnai air mata,” imbuhnya.

Vatikan belum memberikan informasi detail tentang persyaratan yang harus dipenuhi oleh umat beriman untuk memperoleh pengampunan dosa pada kesempatan ini.Akan tetapi, ziarah ke Roma adalah salah satunya.

“Memulai perjalanan adalah gerakan khas mereka yang mencari makna hidup,” tulis Paus.

Menurut data Vatikan, selama Yubileum Agung tahun 2000, sebanyak 24,5 juta orang mengunjungi kota yang disebut abadi itu.

Adapun Pusat Statistik Italia memperkirakan jumlahnya mencapai 32 juta orang.
Dalam Yubileum pertama, umat Kristen diharuskan mengunjungi Basilika Santo Petrus dan Santo Paulus di Luar Tembok sebanyak 30 kali setahun.

Namun, mengapa Roma dan bukannya Yerusalem, Betlehem atau situs-situs suci lainnya di Tanah Suci? “Untuk alasan historis dan makna gerejawi,” jelas Fernández Cordero.

“Ketika Yubileum pertama yang terdokumentasi dirayakan pada tahun 1300, Yerusalem berada di tangan orang-orang Muslim.”

“Setelah bernegosiasi dengan sultan setempat, Paus Nikolaus IV hanya berhasil mengirim sekelompok biarawan Fransiskan untuk mempertahankan liturgi Latin di Makam Suci,” papar sejarawan itu.

BACA JUGA:  Isi Deklarasi Istiqlal yang Ditandatangani Paus Fransiskus dan Imam Besar Nasaruddin Umar

“Sejak zaman para rasul, Roma dianggap sebagai pusat Kekristenan, karena di sanalah rasul pertama Simon Petrus mendirikan komunitas dan menjadi uskupnya.”

“Dengan menempatkan pusat Kekristenan di Roma, ibu kota kekaisaran, universalitasnya menjadi jelas,” tambah Martínez Esteban.

Lantas bagaimana dengan mereka yang tidak dapat melakukan perjalanan ke ibu kota Italia karena alasan ekonomi atau kesehatan?

Paus Fransiskus menjamin mereka pun dapat memperoleh pengampunan dosa.”

“Indulgensi atau pengampunan dosa Yubileum dapat diperoleh sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam ritual yang sama untuk perayaan Yubileum di Gereja-Gereja tertentu,”kata Paus dalam bulla-nya.

Setelah tahun 2025, Yubileum berikutnya akan dirayakan pada tahun 2033 yang memperingati 2.000 tahun kematian dan kebangkitan Kristus

Tema Tahun Yubileum 2025 yakni “Peziarah Pengharapan”. Adapun fokus khusus dari tema tersebut meliputi mendengarkan tangisan orang miskin, peduli ciptaan, dan solidaritas dengan semua saudara dan saudari kita. Selain itu, bagian utama dari setiap tahun Yubileum adalah Pintu Suci yang hanya dibuka pada tahun tersebut.

Tradisi Pembukaan Pintu Suci melambangkan persembahan “jalan luar biasa” menuju keselamatan bagi umat Katolik di tahun Yubileum.

Pintu Suci merupakan salah satu pintu masuk yang tertutup rapat dan ditemukan di Basilika Santo Petrus, Vatikan.

Kota Roma, Italia sedang bersiap meluncurkan sejumlah proyek infrastruktur untuk memberikan pengalaman yang lebih baik bagi para peziarah sepanjang 2025. Diperkirakan akan ada 35 juta umat Katolik yang datang ke Vatikan dan Kota Roma untuk perayaan tersebut. Vatikan mengatakan, sekitar 20,4 juta orang menghadiri tahun Yubileum luar biasa pada 2016.

Untuk Tahun Yubileum 2025, Roma telah mengalokasikan sekitar 2,5 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau Rp 40,311 triliun demi membiayai 87 proyek pekerjaan umum. Meskipun demikian, jumlah pengadaan proyek ini diperkirakan akan meningkat menjadi 4,3 miliar dollar AS atau Rp 69,35 triliun. Adapun fasilitas umum yang akan ditingkatkan antara lain fasilitas transportasi, kamar mandi umum, jalan raya, parkir bawah tanah, dan jalur pejalan kaki.

Selain itu, Kota Roma juga akan melakukan pembersihan di area sekitar Stasiun Kereta Api Termini, Roma, Italia. Sebelumnya, pada Tahun Yubileum 2000, kota Roma membangun garasi parkir yang luas untuk bus pariwisata di bawah Bukit Janiculum, Roma.

Seorang partisipan Tahun Yubileum 1983, 1987, 2000, dan 2016, Joan Lewis mengungkapkan bahwa pemerintah membuat kota kuno tersebut sedikit lebih mudah diakses oleh orang-orang yang menggunakan kursi roda. Pemerintah Kota Roma bahkan menambahkan jalur trotoar dan jalur landai di pintu masuk gereja bagi pengguna kursi roda.* [kis/fgc]

 

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button