FLORESIANA

Mungkinkah Sejarah akan Tercipta?

Oleh Kanis Lina Bana *

Setiap massa ada orangnya dan setiap orang ada massanya. Pameo ini sudah lazim diucap-renungkan. Bahkan menjadi sebentuk pleidoi dalam dunia perhelatan politik. Dan hampir pasti, orang yang mendengar  ucapan tersebut akan mengamini, seraya bergulat menukik lebih dalam. Itulah realitas di hari-hari ini. Menjelang puncak pemilihan pemimpin wilayah di republik ini umumnya dan Manggarai Timur khususnya.

Harus diakui  di hari-hari ini “ketegangan” amat terasa.  Silang pendapat berikut argumentasi para pihak dipamerkan. Meski sesungguhnya belum komprehensif. Masih sebatas kulit luarnya saja. Sebab argumentasi yang dibangun itu belum disertai  data valid pendukungnya. Umumnya tidak lebih  dari sekadar umbar-semu saja. Bak bunyi sengau yang halau begitu saja lalu lenyap.

Karena itu jika membangun opini publik terkait jagoanmu, beberkan secara terang telanjang tentang jejaknya. Terutama hal-hal yang membanggakan dan mengagungkan untuk kebaikan bersama. Yang terjadi belakangan ini justru  umpatan dan caci maki. Itu juga diunggah melalui akun palsu, kecuali beberapa oknum berani terang-terangan. Jangan lempar batu sembunyi tangan bro. Jika ingin mandi, basah sekalian. Bukan hanya sebatas menantap beningnya  riak-riak air dari pinggir sungai. Terjun dan cebur. Titik.

Kita kembali ke kepala tulisan ini. “Mungkinkah sejarah akan tercipta?. Pertanyaan reflektif ini agaknya berlebihan, tetapi dinamika yang berkembang di Tanah Lawe Lujang ini, gugatan kecil tersebut di atas pantas direnungkan. Agar kita sampai pada kesadaran etik, bukan soal tua atau muda. Berpengalaman atau baru sekuku hitam. Wajah lama atau figur baru. Itu bukan jaminan. Karena setiap orang  ada massanya dan setiap massa ada orangnya. Dan setiap orang punya spirit, keberpihakkan, dan komitmen untuk bangun daerah kita Manggarai Timur ini.

Nah..tugas kita memandang dan merenungkan, melihat dan menukik ke kedalamanya agar kemudian kita memilih dengan  tepat pemimpin  Daerah  Manggarai Timur ini. Agar harapan dan mimpi kita bisa terwujud. Agar yang belum beres dan berantakan di daerah kita ini bisa bikin beres. Bukan sebaliknya, memilih karena bujuk rayu nan sesat. Terpaksa memilih karena sang calon keluarga kita, orang kami. Bukan itu. Yang kita pilih adalah figur yang bisa urus  tata pemerintahan secara keseluruhan. Itu berarti  yang dibutuhkan di sana adalah totalitas hidup dan  integritas pribadinya. Orang yang setia dan komit menjadi A Man For Others.

Sejauh ini sudah mulai terang jumlah pasangan calon yang bakal bertarung. Selain kunjungan rutin ke tengah masyarakat, partai pendukung sudah ada kejelasan. Ande Agas-Tarsi Syukur sudah pasti diusung PAN, PKB, Perindo, NasDem dan Gerindra.  Pasangan yang bersandikan AKUR ini cukup gebiar di setiap titik kunjungan. Hal itu didukung catatan-catatan ringan dari sejumlah pengikut setia dan simpatisannya.

Sipri Habur-Luco Modo sudah mendapat restu dari Demokrat dan Golkar. Sipri Habur yang sudah diadopsi menjadi kader Golkar semakin memudahkan jangkaun untuk mendapat secarik kertas  dukungan dan rekomendasi. Kunjungan ke tengah masyarakat pun semakin masif. Pelan tapi pasti menjangku masyarakat di titik-titik kunjungan seraya menebar impian membangun Manggarai Timur secara terencana dan terukur jika kelak terpilih.

BACA JUGA:  Tanjung Bendera, So Nice, So Good

Pasangan lain, Elpy Tote-Mensi Anam, mendapat dukungan Partai Hanura dan PDIP. Meski sebelumnya, PDIP digadang-gadang bakal usung kader, tapi akhirnya pasrah memelas di hadapan pasangan muda ini. Elpy-Mensi, berjuang dengan caranya. Tenang mendayung. Gebyar di satu titik, di titik-titik kunjungan lain tidak diumbar. Pelan tapi pasti. Slow but sure. Mungkin itulah ungkapan yang tepat untuk melukis skenario politik paket bersandikan ELEMEN ini.

Ke manakah MERDU  Mendarat?

Sudah dua kesempatan KPUD Manggarai Timur memberi kesempatan bagi pasangan calon, Yos Marto-Heremias Dupa. Kesempatan pertama kandas, sebab dari 20-an ribu KTP pendukung hanya 818 yang memenuhi persyaratan.

Kesempatan kedua kekurangan 8000-an KTP pendukung. Kini memasuki kesempatan ketiga untuk perbaikan. Tim sukses sedang pontang panting penuhi kewajiban yang disyaratkan KPUD.  Agustus mendatang KPUD akan ketok palu keputusan. Jika beruntung-memenuhi kewajiban, maka MERDU lolos ikut bertarung. Jika tidak, pasangan bersandikan MERDU ini kandas.

Andaikan kandas, ” ke manakah dukungan MERDU mendarat?” Sangat boleh jadi Yos Marto-Heremias Dupa tidak satu kaki lagi. Mias Dupa jalan lain. Sedangkan Yos Marto  lebih cenderung  berelus mesra dengan, Ande Agas, mantan atasannya. Belum lagi alasan  lain yang turut memengaruhi sikap Yos Marto. Beban sosial dan psikologis, pasti ada. Dengan itu berpindah ke lain hati, rasanya berat.

BACA JUGA:  Tetaplah Bersahaja

Mengapa Yos Marto-Heremias Dupa pecah kongsi? Bagi  Heremias Dupa paling kurang ada dua alasan. Pertama pengalaman pahit bersama Ande Agas. Konon  “disinyalir” gagalnya Heremias Dupa meraih kursi Wakil Bupati Manggarai Timur pada pemilihan beberapa waktu lalu akibat minusnya keterlibatan Ande Agas. Dengan demikian cukup beralasan baginya  enggan dukung Ande Agas.

Kedua, demikian terhadap Sipri Habur.  Tentunya Heremias Dupa, berpikir berulang-ulang untuk mendukungnya. Toh keduanya  pernah terlibat berkompetisi. Pertarungan antara Ketua DPRD dengan anggota. Sipri Habur berhasil menyalibnya. Akibatnya, Mias Dupa harus kehilangan posisi penting. Bermaksud merebut kursi wakil bupati malah gagal dan kursi Ketua Dewan pun “terbang” jauh. Pengalaman tersebut, saya kira masih mencubit rasa sehingga sangat beralasan jika Heremias Dupa tidak mendukung Sipri Habur.

Lalu ke manakah Heremias Dupa melego “jangkar” dukungan? Sedikit berpeluang-meski tipis, arus dukungan  Mias Dupa bisa jadi  merapat ke Elpy Tote-Mensi Anam. Sebab sebelumnya di awal-awal Elpy Tote menyatakan diri ikut bertarung, Mias Dupa, memimpin rapat beberapa kesempatan di tanah Bakok-kediaman Elpy Tote. Tapi Mias tinggalkan Elpy karena mau maju juga, bergendengan dengan Yos Marto. Hemat saya jika disegarkan kembali relasi baik yang pernah rintis itu, sangat boleh jadi Mias bersedia.

Tetapi di luar itu semua, di titik tertentu, Mias Dupa, bakal pasrah. Wajib merapat ke paket AKUR. Hal itu terjadi jika  otoritas partai  ultimatum semua  kader untuk dukung paket yang direkomendasi partai besutan Prabowo itu. Peluang ini agak elastis  lantaran  Mias Dupa tercatat  sebagai kader Gerindra- maju Caleg DPRD Propinsi NTT beberapa waktu lalu. Belum lagi metode pendekatan Ande Agas yang menggemaskan, bakal melenturkan kelenjar tegang  yang sedang melilit di ulu hati Heremias Dupa.

BACA JUGA:  UKM Literasi Sastra Unika Santu Paulus Ruteng Giat Kolaborasi Penguatan Literasi

Pembuktian Sejarah

AKUR, HARUM, dan ELEMEN, tiga sejoli dari rahim Manggarai Timur. Bedanya, Ande Agas maju untuk keempat kalinya. Dua kesempatan sebagai wakil bupati berpasangan dengan Yoseph Tote. Pasangan bersandikan YOGA ini memimpin Manggarai Timur dua periode. Selanjut Ande Agas maju sebagai calon bupati berpasangan dengan Stef Jaghur dan keluar sebagai pemenang.

Kini untuk keempat kalinya Ande  Agas maju. Berpasangan dengan Tarsi Syukur-yang sebelumnya tandem pada pilkada 2018 lalu. Jika AKUR menang lagi pada kompetisi 27 Nopember 2024 mendatang, maka Ande Agas tercatat dalam lembar sejarah. Bahwa beliau  sebagai bupati satu-satuya  di Indonesia yang berhasil menduduki jabatan penting di daerah selama empat periode atau 20 tahun. Dua periode wakil bupati dan dua periode sebagai bupati.

Sementara  Sipri Habur-Luco Modo atau HARUM sudah tiga periode sebagai pemenang dalam pentas pemilihan legislatif. Satu periode HARUM bernaung di  “perahu” yang sama  bernama Matahari. Dua periode berikutnya berlabuh di “dermaga” berbeda. Hal itu disebabkan “cahaya sinar” Partai  Matahari  redup dan “mati”.  Jika kelak terpilih  sebagai bupati-wakil bupati, berarti HARUM naik level. Level berkelas untuk urus banyak orang.

Sedangkan Elpi Tote maju perdana, berpasangan dengan  Mensi Anam yang pernah kandas di pentas ketiga caleg DPRD Matim. Dua kesempatan sebelumnya melenggang  bebas menuju kursi perlemen. Elpi sosok birokrasi muda. Jabatan struktural birokrasi cukup bergengsi. Jika ELEMEN mampu mematahkan dominasi  AKUR dan HARUM, maka, Elpi-Mensi menciptakan sejarah baru di Manggarai Timur.

Lebih dari itu,  AKUR, HARUM, dan ELEMEN sedang menyulam jejak sejarah dalam hidupnya. Sejarah  untuk kebaikan banyak orang. Mereka pelaku dan pencipta sejarah. Dan sejarah sesungguhnya ketika  mereka mampu membawa perubahan bagi tanah Manggarai Timur.  Komitmen ikhlas untuk kelayakan hidup banyak orang. Masyarakat tunggu itu. Bukan sekadar prestise murahan atau gengsi  kelas teri di panggung politik.(*)

Penulis jurnalis, tinggal di Lorong Ambisi-Satar Peot, Borong, Manggarai Timur

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button