FLORESGENUINE.com- Uskup Keuskupan Denpasar, Mgr Silvester San dalam kotbah perayaan vesper agung di Gereja Katedral Roh Kudus, Labuan Bajo, Kamis (31/10/2024) mengatakan, uskup terpilih Keuskupan Labuan Bajo pasti akan mengalami berbagai tantangan pastoral karena perkembangan pariwisata super premium yang sangat pesat di wilayah ini.
Uskup Silvester mengatakan, perkembangan pariwisata yang pesat di ‘firdaus kecil’ ini, selain membawa dampak positif, juga menimbulkan dampak negatif di berbagai bidang kehidupan termasuk kehidupan iman.
Dalam konteks ini, ungkap Uskup Silvester, bagaimana uskup terpilih dan tim pastoralnya dapat membantu umat, terutama orang muda dan keluarga-keluarga berhadapan dengan gaya hidup dan budaya baru yang muncul dengan cepat karena pariwisata.
“ Bagaimana agar mereka tidak mengalami kebingungan dan kemerosatan iman,” tandas Uskup Silvester.
Menurut Uskup Silvester, uskup pertama Labuan Bajo perlu meletakkan fondasi yang kuat bagi keuskupan baru melalui program-program pastoral yang bukan biasa-biasa saja, melainkan program-program yang luar biasa sehingga iman Katolik berakar, bertumbuh dan menghasilkan buah berlimpah di wilayah ini.
Uskup menjelaskan bahwa salah satu kekhasan imamat perjanjian baru tersirat dalam dua kata yunani yakni proskuneo dan elemos. Prisos artinya iman, setia, dan elemos artinya berbelaskasih. Artinya, imam perjanjian baru adalah seorang beriman, seorang yang setia dalam hubungan dengan Tuhan dan sekaligus seorang yang berbelas kasih.
Sementara itu, dalam hubungan dengan sesama manusia, dia harus mampu memahami orang-orang jahat, tersesat dan berdosa karena ia sendiri penuh dengan kelemahan. Tentang kekhasan imamat ini, tegas Uskup Silvester, perlu diperhatikan khususnya oleh kaum klerus yang ditahbiskan untuk memiliki iman yang tangguh dan membantu umatnya supaya beriman tangguh pula.
Para uskup dan para imam harus menghayati belaskasihan kepada sesama yang menderita, miskin dan tertindas dan memampukan umatnya untuk rela berbagi kasih dalam kehidupan bersama, dalam menggereja dan masyarakat.
Dalam konteks menghayati hidup sebagai imam yang beriman dan berbelas kasih, seorang imam dan uskup memikul tanggungjawab dan memikul salib dengan melaksanakan tritugas pelayanan yaitu tugas mengajar, tugas menguduskan dan tugas menggembala.
“ Saya kira ini menjadi perhatian dan tanggunjawab dari Mgr Maksimus Regus yang belum lama menjadi Rektor Unika Santu Paulus Ruteng, kini telah terpilih dan akan ditahbiskan menjadi uskup pertama Keuskupan Labuan Bajo,” kata Uskup.
Selanjutnya Uskup Silvester mengutip kata-kata Alkitab,” Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga ia telah mengaruniakan anak yang tunggal agar setiap orang yang percaya kepada Allah tidak binasa melainkan beroleh hidup kekal.
Sebab Allah mengutus anaknya ke dunia bukan untuk menghakimi dunia melainkan supaya dunia diselamatkan oleh dia Ut Mundus Salvetur Per Ipsum artinya supaya dunia diselamatkan oleh-Nya sesuai motto uskup terpilih Labuan Bajo”.
Jadi, lanjut Uskup, sangat penting percaya kepada Allah dan Yesus Putranya. Penolakan terhadap Allah dan Putranya sama saja dengan menolak keselamatan yang ditawarkan kepada umat manusia. Penolakan itu tentu membawa hukuman dan kebinasaan. Sebaliknya, kita harus sujud menyembah Dia dan melayani penuh ucapan syukur sebab, kita telah datang ke gunung sion, ke Yeusalem Surgawai.
“ Hormat dan takut kita kepada Allah berbeda dengan takutnya orang-orang berdosa, sebab kita telah diampuni dosa-dosa oleh Kristus,” sambungnya.
Oleh karena itu, hormat dan takut kepada Tuhan harus diwujudkan dalam ibadat dan ucapan syukur serta dalam kehidupan sehari-hari yang berorientasi untuk memuliakan Tuhan dan hidup dalam kekudusan bagi Dia. Setelah percaya kepada Yesus Kristus dan memiliki kesempatan yang besar untuk diselamatkan. Setia mengikuti Kristus dan harus memikul salib.
“ Kita harus menerima resiko sebagai pengikut Kristus. Misalnya, kita harus mentaati ajaran iman dan ajaran moral Katolik, tekun menjalankan ibadat keagamaan Katolik. Kita harus menanggung salib penghinaan pada diri kita selaku murid Kristus. Siap sedia memikul salib Kristus tanpa takut kehilangan nyawa,” imbuh Uskup Denpasar.
Selain itu, Uskup Silvester juga mengingatkan umat katolik agar jangan seperti kura-kura atau pura-pura bila timbul penderitaaan, penganiayaan, tantangan, ia lalu mengundurkan diri bahkan menyangkal dirinya.
“ Uskup terpilih Labuan Bajo Mgr Maksimus Regus tentu telah menghayati kekhasan imamat perjanjian baru,” ujarnya.
Pada bagian lain, Uskup Silvester mengatakan bahwa uskup terpilih Labuan Bajo, Maksimus Regus bukan hanya memiliki kemampauan dan kecerdasan intelektual tapi juga mempunyai kecerdasan sosial sehingga dia bersikap kristis terhadap masalah-masalah sosial di wilayah congka sae ini.
Kecerdasan sosial ini tidak saja menjadi kekuatan untuk melayani umat Katolik di keuskupan ini melainkan juga mengunakannya bagi sesama pemeluk agama di Kabupaten Manggarai Barat ini. Maka tidak berlebihan kalau umat terus berharap agar Uskup Maksimus yang adalah doktor ilmu sosial dan humaniora mempunyai sikap yang jelas dan kritis terhadap masalah-malasah sosial dan memiliki keberpihakan yang jelas kepada masyarakat kecil, yang termarginalkan oleh deru pembangunan sektor pariwisata di Labuan Bajo serta memperhatikan keselamatam ekologi sesuai dengan amanat Sri Paus Fransiskus.
“ Bersama uskup terpilih kita dituntut untuk sungguh percaya kepada Yesus Kristus dan memiliki belas kasih kepada sesama. Iman itu harus kita buktikan dengan setia dan tekun memikul salib atau tanggungjwab sebagai murid Kristus sebagai uskup, imam dan kaum awam yang baik. Hanya denga cara itu kita akan memperoleh keselamatan di Yerusalam surgawai”. Tutup Uskup Silvester San. [vin/fg]