BUMI MANUSIA

Isi Deklarasi Istiqlal yang Ditandatangani Paus Fransiskus dan Imam Besar Nasaruddin Umar

FLORESGENUINE.com- Pemimpin Gereja Katolik sedunia Paus Fransiskus dalam setiap kunjungannya senantiasa ingin menjalin kerjasama yang harmonis dan damai dengan Negara-negara lain. Demikian halnya dalam lawatannya ke Indonesia, Paus Fransiskus berkesempatan bertemu dan berdialog dengan para tokoh lintas agama.

Pada 5 September 2024, Paus Fransiskus berkesempatan bertemu dan berdialog dengan para tokoh lintas agama di Masjid Istiqlal Jakarta. Dalam kesempatan itu, Paus Fransiskus bersama Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar menandatangani dokumen penting yang disebut Deklarasi Istiqlal 2024.

Adapun isi deklarasi yang ditandatangani Paus Fransiskus dan Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar adalah sebagai berikut :

Pertama, fenomena global dehumanisasi ditandai terutama dengan meluasnya kekerasan dan konflik, yang sering kali membawa jumlah korban yang mengkhawatirkan. Yang lebih mengkhawatirkan adalah agama seringkali diperalat dalam hal ini, sehingga mengakibatkan penderitaan bagi banyak orang, terutama perempuan, anak-anak dan orang lanjut usia. Padahal, peran agama harus mencakup peningkatan dan pemeliharaan martabat setiap kehidupan manusia.

BACA JUGA:  Pesan Paus Fransiskus untuk Hari Orang Muda Sedunia ke-39

Kedua, eksploitasi manusia atas ciptaan, rumah kita bersama, telah berkontribusi terhadap perubahan iklim, yang menimbulkan berbagai konsekuensi destruktif seperti bencana alam, pemanasan global dan pola cuaca yang tidak dapat diprediksi. Krisis lingkungan yang sedang berlangsung ini telah menjadi hambatan bagi kehidupan bersama yang harmonis di antara masyarakat.

Menyikapi kedua krisis tersebut, sambil berpedoman pada ajaran agama masing-masing dan mengakui kontribusi dasar dan falsafah negara “Pancasila” di Indonesia, kami bersama para pemimpin agama lain yang hadir menyerukan hal-hal berikut:

Pertama, nilai-nilai yang dianut oleh tradisi agama-agama kita harus dimajukan secara efektif untuk mengalahkan budaya kekerasan dan ketidakpedulian yang melanda dunia kita. Sejatinya, nilai-nilai agama harus diarahkan untuk meningkatkan budaya hormat, martabat, belarasa, rekonsiliasi dan solidaritas persaudaraan untuk mengatasi dehumanisasi dan perusakan lingkungan.

BACA JUGA:  Wisata “Seribu Air Terjun” Wae Lolos, Jadi Turis di Tanah Sendiri

Kedua, para pemimpin agama khususnya, terinspirasi oleh narasi dan tradisi rohani masing-masing, harus bekerja sama dalam menanggapi krisis-krisis tersebut di atas, mengidentifikasi penyebabnya dan mengambil tindakan yang tepat.

Ketiga, oleh karena terdapat satu keluarga umat manusia di seluruh dunia, dialog antar umat beragama harus diakui sebagai sebuah sarana yang efektif untuk menyelesaikan konflik-konflik lokal, regional dan internasional, terutama konflik-konflik yang dipicu oleh penyalahgunaan agama.

Selain itu, keyakinan dan ritual-ritual agama kita memiliki kapasitas khusus untuk menyentuh hati manusia dan dengan demikian menumbuhkan rasa hormat yang lebih dalam terhadap martabat manusia.

Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi mengatakan, kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia dianggap sebagai tonggak penting dalam memperkuat hubungan antaragama demi menjaga perdamaian.

BACA JUGA:  Paus Fransiskus Pimpin Misa Akbar di GBK, Dihadiri 86 Ribu Umat Katolik

Di tengah kondisi global yang masih diwarnai konflik antarnegara, semangat inilah yang seharusnya menjadi dasar bagi setiap hubungan antar-manusia maupun antarnegara. *[kis/fg]

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button