
FLORES GENUINE – Terletak di Kecamatan Satar Mese Utara, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kampung Adat Todo merupakan salah satu destinasi wisata budaya yang menawarkan pengalaman autentik bagi wisatawan yang ingin mengenal lebih dalam tentang sejarah dan tradisi masyarakat Manggarai.
Kampung adat Todo sendiri pernah menjadi pusat pemerintahan kerajaan Manggarai yang menyimpan warisan budaya yang kaya, termasuk rumah adat berbentuk kerucut niang mbaru atau Niang Todo.
Niang Todo merupakan rumah adat berbentuk rumah panggung bundar dengan atap ijuk kerucut. Selain niang mbowang, di lokasi ini juga terdapat tujuh niang berukuran lebih kecil. Akses masih ke kampung ini berupa bebatuan yang tersusun rapi mengintari halaman menuju niang Mbowang.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Manggarai, Aloisius Jebarut menjelaskan, Kampung Adat Todo merupakan rumah adat tertua di Manggarai yang memiliki kekhasan dan keunikan sebgai bagian dari warisan sejarah kerajaan Manggarai pada masa lalu.
Ciri khas kampung adat Todo terdiri dari beberapa rumah adat yang menyerupai rumah panggung berbentuk bundar serta beratapkan ijuk berbentuk kerucut yang terdiri dari material kayu dan bamboo. Jika kerucut dibuka maka akan kelihatan kerangkanya yang menggambarkan semacam jaring laba-laba.
Sebelum memasuki halaman Kampung Todo, pengunjung atau wisatawan akan disuguhi pemandangan unik berupa lima buah meriam yang berjejer di jalan masuk ke kampung. Meriam-meriam ini merupakan benda-benda peninggalan Belanda.
Selain meriam, di halaman kampung terdapat compang atau mesbah bagi masyarakat adat mempersembahkan ritual adat setiap tahun. Tak jauh dari compang, terdapat delapan makam para tokoh adat Todo yang merupakan keturunan langsung dari raja Todo. Ada juga sebuah menhir atau batu tegak bermotif kedok muka serta terdapat tujuh buah menhir yang terletak di halaman kampung.

Di sisi utara compang ada sebuah makam yang adalah makam Dalu Todo yang dipancang sebuah nisan berbentuk salib. Kampung adat Todo merupakan salah satu destinasi wisata sejarah yang perlu dijaga dan dilestarikan. Semua pihak diharapkan dapat berkolaborasi untuk melestarikan budaya dan sejarah kampung ini agar menjadi destinasi bermakna dan kaya akan nilai-nilai budaya.
Kehadiran pariwisata dapat membantu merawat nilai tambah untuk pelestarian warisan sejarah dan budaya di mana kampung tradisional Todo dapat menjadi daya tarik wisata yang dapat dinikmati baik oleh wisatawan dalam memperkenalkan nilai-nilai yang terkandung dalam warisan leluhur kampung ini.
Sementara itu, Ketua Kelompok Sadar wisata (Pokdarwis) Kampung Todo, Gregorius Geo menjelaskan, jumlah kunjungan ke kampung adat Todo tahun 2024 mencapai 4.786 orang. Sedangkan selama bulan Januari – Februari 2025 tercatat 596 kunjungan.
Ada pun fasilitas yang tersedia di Kampung ini meliputi homestay, toilet umum dan pos jaga. Kampung Todo dibuka setiap hari dari mulai Pkl. 09.00 hingga 18.00 sore. Untuk mencapai Kampung Todo, pengunjung bisa melalui Ruteng dengan waktu tempuh sekitar 1 jam 45 menit. Atau dari Labuan Bajo, Manggarai Barat sekitar 4 jam perjalanan dengan kendaraan roda dua atau roda empat. [red/fgc]