PARIWISATA

Atraksi Wisata Baru di Labuan Bajo, Jelajahi Hutan Mangrove di Dusun Rangko

FLORESGENUINE.com- Pengembangan atraksi wisata mangrove di Dusun Rangko, Desa Tanjung Boleng, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) dapat memperkuat brand destinasi wisata desa tersebut.

Pengembangan atraksi ini mendapat dukungan sejumlah pihak antara lain, Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif (Disparekraf) dan Kebudayaan Manggarai Barat, World Wide Fund for Nature (WWF) serta Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF).

Atraksi kayaking menyusuri hutan mangrove dengan jarak tempuh medium track memakan waktu sekitar 30 menit, sedangkan long track selama sekitar 1 jam. Atraksi wisata menjelajahi hutan mangrove menawarkan pengalaman kayaking keindahan alam yang tentu saja berbeda dengan daya tarik wisata lainnya.

Pengembangan atraksi menelusuri hutan mangrove di Dusun Rangko ini dikelola oleh Pokdarwis Desa Tanjung Boleng. Salah satu dukungan yang diberikan yakni 2 unit kayak beserta 2 unit dayung serta 2 buah life jacket. Dukungan terhadap peningkatan kapasitas Pokdarwis juga dilakukan melalui penyusunan Standard Operating Procedure ( SOP) serta beberapa pedoman standar lain yang perlu dipahami oleh para pemandu wisata terutama terkait dengan keamanan dan kenyamaman yang dapat mengurangi risiko kecelakaan.

BACA JUGA:  Pariwisata Berbasis Masyarakat dan Keberlanjutan

Plt, Direktur Utama BPOLBF Fransiskus Teguh mengatakan, BPOLBF terus mendorong percepatan kesiapan destinasi wisata seiring dinamika kunjungan wisatawan ke wilayah ini serta memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan para wisatawan.

“ Kami hadir untuk mendorong dan mempercepat kesiapan destinasi wisata dari dinamika kunjungan wisatawan yang ingin mendapatkan pengalaman-pengalaman yang berbeda. Kami mendorong pengembangan wisata mangrove,”ujarnya.

Sementara itu, staf ahli bidang hukum, politik dan pemerintahan Mabar, Ovan Adu mengimbau agar penggunaan kayak perlu memperhatikan SOP, khususnya terkait keamanan pengunjung atau wisatawan.

Dia meminta masyarakat khususnya pengurus Pokdarwis untuk menjaga kelestarian alam mangrove di Dusun Rangko agar tetap bersih dari sampah plastic. Salah satu upaya yang dilakukan yakni para wisatawan sebaiknya membawa tumbler air minum saat melakukan kegiatan kayaking agar tidak meninggalkan sampah plastic di lokasi wisata.

BACA JUGA:  23.539 Wisatawan Kunjungi TNK Selama Libur Lebaran 2024

” Kami berharap, penggunaan atau pemanfaatan kayak selalu berpedoman pada SOP. Kita harus menciptakan atraksi wisata yang aman,”ujatnya.

Menurut dia, aktivitas kayak di hutan mangrove dapat memberi alternatif baru bagi wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo. Diharapkan wisata hutan mengrove menjadi salah satu cara untuk meningkatkan lama tinggal wisatawan di Labuan Bajo.

Sedangkan Kepala Desa Tanjung Boleng, meminta agar potensi wisata mangrove di Kampung Rangko dapat dikembangkan menjadi salah satu destinasi wisata alam yang menraik para pengunjung.

Untuk mengembangkan destinasi wisata hutan mangrove, Pokdarwis setempat didampingi pula oleh World Wide Fund for Nature (WWF) yang konsern dalam menangani masalah konservasi, penelitian dan restorasi lingkungan hidup.

BACA JUGA:  Menparekraf Undang Pebisnis Tiongkok Berinvestasi di Parapuar

Potensi mangrove tidak boleh rusak, untuk itu perlu pendampingan dalam melakukan aksi penanaman mangrove guna menjaga kelestarian mangrove di wilayah ini. [kis/fg]

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button