
FLORES GENUINE – Kepala Kantor Imigrasi Kelas II TPI Labuan Bajo, Charles Christian Mathaus mengatakan bahwa beberapa langkah strategis tengah dilakukan oleh pihak Imigrasi guna mendukung peningkatan arus kunjungan wisatawan. Salah satu diantaranya yakni memperluas penerimaan visa honorable dan menghadirkan layanan melalui sistem permohonan visa secara daring.
Selain itu, Kantor Imigrasi juga telah menerapkan program golden visa (second home visa) yang memungkinkan wisatawan asing memiliki hunian kedua di wilayah ini sehingga dapat mendorong peningkatan potensi investasi. Hal ini diungkapkan Charles dalam rapat bersama BPOLBF dan stakeholders di Kantor BPOLBF, Labuan Bajo, Rabu (18/6/2025).
Dia menjelaskan bahwa permohonan visa secara online tidak hanya mempermudah akses, tetapi juga berdampak positif terhadap peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di sektor keimigrasian. Untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, Imigrasi juga turut meluncurkan program ekonomi sirkular termasuk pemanfaatan area belakang Kantor Imigrasi untuk penanaman dan pengelolaan sampah plastic dalam kerjasamanya dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
Dukungan terhadap pengembangan pariwisata yang berkualitas juga diperkuat melalui pengawasan yang efektif dan pendekatan restoratif. Seiring dengan tren wisata tour the Flores, peningkatan infrastruktur menjadi krusial demi memastikan kenyamanan perjalanan wisatawan.
Menyikapi dampak letusan Gunung Lewotobi Laki Laki, Kantor Imigrasi telah mengimbau warga negara asing agar segera memperpanjang izin tinggal guna menghindari penumpukan orang di bandara.
Sementara itu Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Manggarai Barat, Maria Seran menjelaskan, langkah-langkah yang dilakukan BMKG guna mengantisipasi dampak erupsi Gunung Lewotobi. BMKG, kata dia, akan terus memberikan pembaruan informasi mengenai persebaran abu vulkanik demi mendukung upaya mitigasi dan keselamatan masyarakat.
Menurut dia, informasi sebaran abu Lewotobi melalui berita sistem informasi Geofisika, Meteorologi, Klimatologi dan Tsunami (SIGMAT) yang bersifat prediktif melalui penandaan poligon dan informasi hasil pantauan citra satelit (real time).
Pertemuan itu melahirkan sejumlah kesepakatan bersama guna memperkuat kolaborasi lintas instansi melalui pembangunan sistem aksi bersama dalam menghadapi isu-isu prioritas seperti pengelolaan sampah, keamanan wisata dan isu-isu lainnya. *[red/fgc]