EDUKASI

Festival SMKS Stella Maris Labuan Bajo : Merayakan Cinta, Merayakan Budaya Literasi

FLORES GENUINE – Menyambut hari valentine day dan demi mewujudkan salah satu program Kementerian pendidikan dasar dan menengah (Mendikdasmen), SMKS Stella Maris, Labuan Bajo  menggelar festival literasi dan pentas seni. Kegiatan ini berlangsung pada Kamis (13/2/2025).

Tema yang diusung dalam kegiatan ini yaitu “Merayakan cinta, Merayakan Budaya Literasi.” Kegiatan ini diisi dengan berbagai atraksi dan pameran seperti majalah dinding (mading) karya para siswa/i dan guru serta penganugerahan kejuaraan dan talk show literasi.

Ketua Panitia festival, Agustinus mengatakan, kegiatan festival literasi dan pentas seni ini merupakan momen paling berharga guna memajukan literasi di sekolah sekaligus dalam rangka menyambut valentine day.

Dia mengatakan ada dua hal yang perlu dipahami yakni pengertian festival yang berasal dari bahasa latin yakni festumyang arinya pesta sedangkan literasi atau literer yang artinya bacaan. Namun, jika merujuk pada arti literasi yang sesungguhnya adalah kemampuan kita membaca, dan menulis serta menggunakan informasi-informasi sesuai dengan konteksnya.

BACA JUGA:  Pariwisata Berbasis Masyarakat dan Keberlanjutan

Menurut dia literasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan karena literasi adalah salah satu tolak ukur tentang berhasil atau tidaknya pendidikan.

“ Menteri pendidikan juga menyampaikan dua hal ini yakni tentang literasi dan numerasi,”ujarnya.

Maka dapat dibilang, literasi merupakan tiang penyangga suatu pendidikan. Dan literasi juga merupakan bagian dari sejarah peradaban. Di mana, sejarah hanya bisa tercipta jika hal itu direkam. Salah satunya yakni dengan cara menulis. Karena itu, kegiatan ini juga merupakan batu loncatan agar kultur literasi di sekolah ini terus mengakar kuat.

Ia menyatakan dirinya Bangka karena kegiatan ini mendapat respon yang positif dari para siswa dan guru. Seperti kegiatan mendekorasi mading. Karya tulis yang dipajangkan di mading merupakan ekspresi gagasan atau ide-ide cemerlang baik oleh guru maupun para siswa. Selain itu, ada pula atraksi olah tubuh dan olah gerak yang dipentaskan oleh siswa.

Selain mading, atraksi seni dan budaya yang ditampilkan juga merupakan satu kesatuan dengan literasi. Kegiatan festival itu sendiri rencananya akan digelar selama dua hari.

BACA JUGA:  Sehari Bersama Gol A Gong, Duta Baca Indonesia

“ Semoga perayaan literasi dan seni senantiasa menjadi cinta yang selalu mekar dalam hati kita,” ujarnya.

Sementara itu, Romo Ignasius Azevedo Viares mengapresiasi kegiatan ini di mana panitia mampu memadukan antara literasi dengan perayaan cinta. Memadukan suatu kegiatan dunia tulis-menulis dengan perayaan kasih sayang.

Karya tulis para siswa dan guru SMKS Stela Maris yang dipamerkan di festival literasi. (foto : ist)

Menurut Romo Ognais, memadukan perayaan kasih sayang dengan literasi merupakan sebuah perayaan keabadian.

“ Tulis menulis itu adalah perayaan keabadian,” ucapnya.

Romo Ignas mengutip sebuah tulisan terkenal yang bunyinya, menulis itu mengajarkan kita bahwa yang kita ucapkan itu bisa saja kita lupa, tetapi apa yang kita tuliskan itu akan selalu ada. Apa yang kita ucapkan mungkin bisa kita lupa, tetapi apa yang kita tuliskan itu akan selalu ada.

“ Saya tidak menyangka bahwa ada begitu banyak potensi, ada begitu banyak bakat tentang tulis menulis yang dihadirkan oleh bapak ibu guru dan oleh siswa-siswi di sini,” ungkapnya.

BACA JUGA:  Guru yang 'Berbau Buku'

Ia meminta agar panitia mengumpulkan karya para guru dan siswa ini melalui tulisan di blog, media dan website SMKS Stella Maris sehingga pada waktu bisa dibaca kembali.

“ Mungkin kertas-kertas ini akan robek, tetapi tulisan-tulisan yang ada dalam website yang ada dalam blog akan tetap abadi sampai akhir hayat,”imbaunya.

Diketahui, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti belum lama ini memperkenalkan lima kebijakan utama yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan di tanah air. Salah satu yakni literasi harus menjadi kunci bagi pengembangan sumber daya manusia.

“ Tinggi rendahnya kemampuan literasi di suatu bangsa akan menjadi cermin sampai seberapa tinggi peradaban bangsa tersebut,” ujar Menteri Mu’ti.

Dia menyebutkan sebuah pendekatan  terhadap kurikulum  yang berfokus pada pembelajaran yang mindful, lebih mendalam atau deep learning, bermakna atau meaningful learning dan menyenangkan bagi siswa atau joyful learning. [vin/fgc]

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button