PARIWISATA

Dua Bulan Ditutup Akibat Longsor, Kampung Tradisional Wae Rebo Dibuka Kembali

FLORES GENUINE – Setelah hampir dua bulan ditutup akibat bencana alam longsor yang melanda beberapa titik di ruas jalan menuju Wae Rebo, rencananya dalam waktu dekat kampung tradisional Wae Rebo akan kembali di buka untuk para wisatawan.

Dilansir dari laman instagram Lembaga Pelestari Budaya Wae Rebo (LPBW) @waerebo.official, Kampung Wae Rebo akan segera dibuka untuk umum paska pemulihan bencana longsor di beberapa titik di jalur jalan menuju kampung tradisional tersebut. Menurut rencana, Wae Rebo akan dibuka kembali pada 10 Maret 2025 mendatang.

Selain melakukan sejumlah perbaikan dan pemulihan terkait kondisi infrastruktur jalan menuju Wae Rebo, juga dilakukan mengevaluasi setelah 18 tahun perjalanan industri pariwisata Wae Rebo. Berdasarkan data dan proyeksi LPBW, pariwisata Wae Rebo telah memberi dampak terhadap pergerakan ekonomi masyarakat.

BACA JUGA:  Perkuat Industri Pariwisata, Kemenpar Luncurkan Lima Program Unggulan

Sepanjang tahun 2024, tercatat jumlah kunjungan wisatawan ke Wae Rebo mencapai 11 ribu kunjungan. Target tersebut sesuai dengan standar dan kapasitas ruang di Wae Rebo. Hal itu diungkapkan Benyamin Semandu, Wakil Ketua LPBW. Ia menyebutkan, beberapa kegiatan telah dilakukan terutama kepada masyarakat di sekitar Wae Rebo agar memperhatikan pekerjaan sebagai petani.

Ia mengatakan bahwa warga Wae Rebo harus tetap memperhatikan pekerjaan utama sebagai petani dan tidak bergantung sepenuhnya pada pariwisata agar jika terjadi penutupan, warga masih tetap beraktivitas untuk menjamin keberlanjutan ekonomi mereka.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai, Aloisius Jebarut mengapresiasi kinerja Pokdarwis Wae Rebo. Ia juga mengajak wisatawan untuk merencanakan kembali kujungan mereka ke Wae Rebo. Ia berharap, wisatawan yang terpaksa menunda jadwal kunjungannya ke Wae Rebo akibat adanya penutupan ini, kini dapat menyusun ulang rencana perjalanannya ke Wae Rebo.

“ Kami mengapresiasi kepekaan dan kesiagaan teman-teman Pokdarwis di Waerebo yang selalu berusaha mengupdate kondisi terkini di Wae Rebo, terutama yang berkaitan dengan faktor cuaca yang dapat mengganggu kenyamanan, keamanan dan keselamatan wisatawan,” ujarnya.

BACA JUGA:  Tingkat Kunjungan Wisatawan Australia ke Indonesia Meningkat

Sedangkan Plt. Direktur Utama BPOLBF, Fransiskus Teguh mengatakan, sikap tanggap informasi terhadap kondisi iklim yang berpotensi menghambat aktivitas dan keamanan pengunjung dan masyarakat merupakan langkah maju terhadap pengelolaan kawasan.

Penutupan sementara aktivitas wisata Wae Rebo selama dua bulan merupakan keputusan tepat yang diambil demi menjaga keselamatan pengunjung dan masyarakat setempat. Ia berharap dengan dibukanya kembali Wae Rebo, para wisatawan dapat menikmati keindahan alam dan budaya yang ada.

Ia berharap Wae Rebo dapat dijaga bersama agar menjadi destinasi yang aman, nyaman dan berkelanjutan bagi semua orang.

“ Kami meminta para wisatawan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dan keselamatan serta menjaga kelestarian lingkungan sekitarnya,” imbau Frans. *[red/fgc]

BACA JUGA:  Potensi Ekowisata Nusa Tenggara Timur Butuh Kolaborasi Pemangku Kepentingan

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button