FLORESGENUINE.com- Meskipun pariwisata banyak memberikan manfaat, namun pariwisata masih menghadapi tantangan besar yakni terkait keberlanjutan. Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan pendekatan holistik yang menggabungkan pelestarian lingkungan, pelestarian budaya dan pemberdayaan masyarakat lokal.
Pengembangan pariwisata berkelanjutan menjadi kunci penting dalam pengembangan pariwisata di derah ini agar pariwisata dapat dinikmati oleh generasi kini dan generasi mendatang tanpa merusak keindahan dan kekayaan alam serta eksistensi budayanya.
Untuk itu, Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) bersama stakeholder tengah menyusun sebuah ‘buku putih’ atau policy brief kepariwisataan sebagai dokumen yang akan digunakan untuk menyampaikan informasi dan rekomendasi mengenai isu-isu strategis.
Buku putih sebagai policy statement kepariwisataan Labuan Bajo Flores merupakan dokumen pernyataan kebijakan BPOLBF untuk mencermati berbagai tantangan dan isu strategis, menghasilkan rekomendasi dan langkah strategis bagi para pihak untuk memperkokoh pembangunan pariwisata DPSP agar semakin berkarakter, berkualitas, inklusif dan berkelanjutan.
Buku putih kepariwisataan ini merupakan dokumen yang disusun sebagai salah satu langkah bersama untuk memberikan solusi dan strategi dari hasil evaluasi dan isu pembangunan yang telah dilakukan selama 4 tahun terakhir di Labuan Bajo.
Plt Direktur Utama BPOLBF, Fransiskus Teguh mengungkapkan, penyusunan buku putih merupakan salah satu langkah konkret guna memastikan pengembangan pariwisata yang lebih holistik dan berkelanjutan.
Buku putih kepariwisataan ini juga bukan sekadar dokumen perencanaan tetapi sebagai pedoman strategis yang memandu pengembangan pariwisata secara berkelanjutan. Buku putih merupakan pernyataan kebijakan yang disusun dengan melibatkan berbagai pihak di bidang masing-masing.
“ Buku ini bukan hanya memuat dokumen perencanaan tetapi juga salah satu pedoman strategis yang akan memandu pengembangan pariwisata di Labuan Bajo secara berkelanjutan,” ujarnya.
Ia berharap, melalui buku putih ini, pihaknya dapat merumuskan berbagai strategi dan solusi untuk meningkatkan daya tarik wisata, memelihara keindahan alam dan budaya lokal serta memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat setempat.
Draft buku putih ini disusun sesuai dengan temuan di lapangan dan masukan dari diskusi terfokus yang telah dilakukan beberapa waktu lalu. Diskusi tersebut dihadiri oleh banyak pihak. beberapa isu strategis yang termuat dalam buku ini antara lain, masalah konservasi dan keberlanjutan, landscape/tata ruang, marine/kelautan, sosial – budaya, safety- security, SDM & kelembagaan, sampah, rantai pasok, infrastruktur dan tata kelola. Berbagai isu tersebut akan dipetakan berdasarkan temuan-temuan di lapangan dan diberi rekomendasi untuk ditindak lanjuti oleh pihak-pihak yang berwenang.
Sementara itu, Prof. Christian Fenie, seorang nara sumber menyatakan bahwa dalam pengembangan sebuah destinasi wisata, hal pertama yang harus diperhatikan adalah keberlanjutan sedangkan ekonomi merupakan hal terakhir.
“ Ini penting demi menjamin keberlangsungan destinasi dalam jangka panjang,” ujarnya.
Selain itu, pentingnya carring capacity dan pengelolaan tata ruang. Sebab, pengelolaan tata ruang sangat penting dilakukan. Pengaplikasian peraturan tata ruang sesuai porsinya sehingga pengembangan pariwisata di Labuan Bajo Flores tetap berkelanjutan.
Buku putih ini akan difinalisasi dan rencananya akan dilaunching pada 27 September 2024 mendatang, bertepatan dengan Hari Pariwisata Sedunia. Buku ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk pengembangan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo Flores ke depan. [kis/fg]
