PARIWISATA

Menteri Parekraf : Penutupan TNK Tak Pengaruhi Target Kunjungan Wisatawan

FLORESGENUINE.com- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menjamin, penutupan Taman Nasional Komodo (TNK) tak akan mempengaruhi target kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo, Flores.

Menurut Sandiaga, penutupan TNK tidak akan berpengaruh pada target kunjungan wisatawan ke wilayah ini karena Labuan Bajo memiliki beragam daya tarik wisata, selain Taman Nasional Komodo.

“ Rencana penutupan taman nasional komodo tidak akan mempengaruhi target kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo karena Labuan Bajo masih punya banyak daya tarik, selain taman nasional komodo,” ungkap Sandiaga saat menghadiri Wonderful Indonesia Co-Branding Forum II di Jakarta, Jumat (26/7/2024).

Sandiaga mengatakan, dengan adanya rencana penutupan sementara kawasan TNK, maka perlu adanya mengembangkan objek-obyek wisata lainnya di wilayah tersebut. Dengan ditutupnya Taman Nasional Komodo, wisatawan atau pengunjung dapat diarahkan ke objek wisata lain yakni ke desa-desa wisata yang ada di wilayah tersebut.

Menparekraf juga menekankan pentingnya menjaga dan mengelola desa wisata dengan baik agar menarik bagi wisatawan sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat setempat.

Sementara itu, Kemenparekraf secara umum menargetkan kunjungan wisatawan domestic atau Nusantara 2024 yakni 1,2 miliar – 1,5 miliar orang. Sedangkan untuk kunjungan wisatawan mancanegara ditargetkan sebanyak 17 juta kunjungan.

Menanggapi Menteri Parekraf, Mantan Ketua HPI Manggarai Barat, Konradus Rindu menyatakan, pernyataan Menteri Parekraf tanpa dilandasi analisa data dan berpikir komprehensif.

BACA JUGA:  Festival Lamaholot, Jembatan Melestarikan Budaya dan Persaudaraan

Dia mengatakan, meskipun masih dalam rencana penututan, namun wacana penutupan itu sudah berdampak wisatawan yang hendak berkunjung ke TNK. Dari pengalaman-pengalaman sebelumnya membuktikan bahwa meskipun masih dalam tahap rencana, namun muncul banyak penolakan dan mendapat reaksi dari wisatawan domestic pun mancanegara.

“ Masih dalam rencana saja sudah banyak wisatawan yang mengurungkan niat mereka untuk datang. Apalagi jika benar-benar ditutup,” tandas Rindu.

Menurut dia, Taman Nasional Komodo dengan binatang purba nan langka komodo telah menjadi ikon utama dan menjadi daya tarik utama bagi wisatawan. Pada umumnya, wisatawan berkunjung ke Labuan Bajo karena komodo. Maka dapat dipastikan, jika TNK ditutup maka hampir dipastikan banyak wisatawan akan mengurungkan niat mereka untuk datang ke daerah ini.

BACA JUGA:  Masyarakat Keluhkan Aktivitas Cafe Hingga Larut Malam, Polres Mabar Turunkan Personel

Rindu menyarankan agar pemerintah perlu berpikir dan mengkaji secara lebih mendalam tentang rencana penutupan itu. Solusi terbaik menurut dia adalah pemerintah perlu duduk bersama stakeholder terkait untuk membicarakan kebijakan ini sebelum benar-benar diterapkan di TNK. Ia mengusulkan agar adanya system, mekanisme serta aturan-aturan yang mengatur tentang pembatasan-pembatasan kunjungan ke TNK.

Pembatasan-pembatasan tersebut, baik mengenai jumlah wisatawan yang masuk ke TNK maupun dengan kapal-kapal wisata serta aktivitas berwisata di dalam kawasan TNK. Batasan-batasan itu dapat dituangkan dalam bentuk regulasi atau aturan yang lebih jelas dan tegas sehingga dapat menjamin upaya konservasi lingkungan hidup dan keberlanjutan ekonomi masyarakat.

Sedangkan terkait pengembangan destinasi wisata lain di luar TNK, Rindu mengatakan, pemerintah perlu segera membuka akesesibilitas ke destinasi-destinasi lain di desa-desa wisata yang ada di seluruh Pulau Flores NTT.

BACA JUGA:  400 Hektar Hutan Nggorang Bowosie, Pengembangan Pariwisata Berkualitas

Menurut Rindu, selama ini, pemerintah lebih focus membangun infrastruktur di kota Labuan Bajo dan di TNK tapi mengabaikan pembangunan sarana prasarana pariwisata di desa-desa wisata dan di kabupaten-kabupaten lain. Strategi pembangunan ini bersifat parsial dan egosektoral sehingga melahirkan disparitas pembangunan baik antar kota dan desa pun antar desa dan antar kabupaten.

Karena itu, ia berharap pemerintah perlu mengakselerasi pembangunan dan pembenahan sarana-prasarana di destinasi-destinasi wisata di luar TNK agar para wisatawan miliki pilihan-pilihan lain dalam berwisata.

“Saya melihat pembangunan  pariwisata kita sangat parsial dan masih sangat ego sektoral, padahal pariwisata mesti dibangun secara holistic, lintas sektoral dan lintas wilayah,” ucap Rindu. [kis/fg]

 

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button