FLORESIANA

Tetaplah Bersahaja

Oleh Kanis Lina Bana*

Belakangan ini  beberapa warga  Manggarai Timur cukup getol mengkritisi  kinerja dan  back groud figur-figur yang bakal bertarung di arena pentas Pilkada, 27 Nopember 2024 mendatang.   Materinya bukan saja seputar geliat asa meracik pembangunan Manggarai Timur, tetapi menerobos ke ruang-ruang privacy. Semuanya serba telajang diunggah ke hadapan publik, tanpa menganut  asas praduga tak bersalah. Pokoknya hantam saja sejauh salera ingin, plus bumbu-bumbu  yang  seharusnya tidak perlu.

Pertanyaannya, “Apakah dengan itu menunjukkan  sebentuk keprihatian dan tanggung jawab moral terhadap  kemajuan Manggarai Timur lima tahun ke depan? Atau sebaliknya sejumput ekspresi “kedunguan”-istilah Rocky Gerung? Lebih jauh dari itu, “Apakah karena keterbatasan daya nalar menempatkan diksi yang pas  untuk formulasikan buah pikiran sehingga asal hajar saja?

Sepertinya beda-beda tipis antara keduanya. Mau bilang nekat, memang sangat nekat. Asal unggah saja, memang begitu adanya. Kian liar tanpa merefleksikan tanggapan atau komentar atasnya. Dan  itu terus saja  melingkup isi kepala masing-masing pihak.  Mengerikan dan juga memalukan, tentunya!

Esai pendek ini  tidak sedang mengadili para pihak itu. Saya hanya mengajak agar kita tetap santun. Beda pilihan bukan berarti melatahkan yang lain. Seolah-olah kita-yang mengkiritisi itu paling benar. Pada titik bangunan politik, seharusnya tetap menjaga marwah keadaban kita yang tahu menghargai perbedaan sebagai keterberian. Merawat tata krama sopan santun.  Akhlak budi pekerti.

Sebab semakin brutal kita publish  semakin telanjang diri kita di hadapan publik seperti apa sosok kita sesungguhnya.  Di satu sisi kemerdekaan menyatakan pendapat-berdemokrasi, sah-sah saja. Namun  di sisi lain seyogyanya kita  cerdas santun dan elegan. Bersikap seperti kata orang bijak bestari,” tegas dalam prinsip, tapi santun dalam cara!”

Partai Punya Salera, Calon Punya Cara

Dinamika politik dan geliat calon  terkover kian  jelas dalam seluruh gelagat juangnya. Partai politik di satu sisi dan para calon di sisi lain. Partai punya struktur dan para calon punya tim sukses. Para calon berusaha beragam cara untuk mendapat dukungan. Demikian tim sukses dan simpatisan menebarkan warna-warni aromanya guna menyedot perhatian masyarakat umum.

BACA JUGA:  Ada 2 Tokoh Telah Daftar Calon Bupati-Wakil Bupati Pilkada 2024 di Partai Demokrat Manggarai Barat

Partai politik berikut jajaran terasnya punya kriteria dan kepentingan yang harus diutamakan. Ada sejumlah butir kebijakan partai yang diperjuangkan. Dan di arena kepentingan, tentunya, kepada figur yang bakal didukung dialamatkan kepentingan itu. Jika target politik tidak sejalan dengan semangat dan obsesi partai, jelas, rekomendasi tidak bakal diberikan kepada sang calon.

Atau lebih konkret, jika sejalan pasti dukung total, di samping target lain yang harus didahulukan sebelum surat rekomendasi diberikan. Ada tukar guling kepentingan di sana. Ada target jangka pendek dan target jangka panjang. Dan ini lagu lama  di dunia politik. Sementara muara perjuangan menang atau kalah, itu urusan berikutnya.  Meski kepada publik jajaran partai omong berbusa-busa. Padahal belum tentu senada dengan perjuangannya.

Buktinya, partai boleh dukung pasangan calon X atau Y, jajaran pengurus  tidak sejalan. Bisa jadi dukung pasangan calon  Z. Pengurus partai boleh instruksi jajaran pengurus untuk solid dukung pasangan calon yang direkomendasi,  tapi anak buah membelot ke pasangan calon lain. Overlapping dukungan menjadi lumrah  dalam pentas politik. Warnanya bisa serba abu-abu. Tidak jelas hitam atau putih. Diam-diam dukung paket yang dikehendaki seraya mengabaikan perintah partai.

 Wajah Lama atau Wajah Baru?

Semakin dekat menuju  puncak percaturan  Pilkada Manggarai Timur, sejumlah pasangan calon  sudah mendapat kepastian partai-kuda tunggangnya. Kecuali calon independen masih berjibaku dengan persyaratan administrasi. Semoga pasangan ini tidak sekadar meriuhkan nuansa politik, tetapi benar-benar mau bertarung. Maka sekiranya limit waktu yang diberikan penyelenggara-KPUD bisa tuntaskan yang belum beres itu. Jika tidak, pasangan independen hanya sekadar “getor”-bukan Goris Tabur, tetapi gerakan toto ranga .

BACA JUGA:  Indah Pada Waktunya

Hingga sekarang – posisi pertengahan Juli, dua pasangan calon sudah agak longgar. Bisa bernapas legah. Sebab dukungan partai politik sudah jelas. Ande Agas-Tarsi Syukur, misalnya, sudah aman mendapat dukungan PAN, Perindo, PKB, NasDem, dan Gerindra. Andaikan PKB dukung  pasangan calon lain, sebagaimana isu  yang berkembangan belakangan ini tidaklah berpengaruh. Sebab, Ande-Tarsi alias Akur sudah di titik aman. Malah sudah amat  gemuk koalisinya.

Demikian Sipri Habur-Luco Modo, cukup dua parpol yang dukung sudah memenuhi persyaratan.  Partai Golkar dan Partai Demokrat  sudah solid untuk pasangan bersandi politik Harum ini. Sedangkan Elpy-Mensi Anam, masih was-was. Sebab sejauh ini  baru  Partai Hanura yang sudah  pastikan dukungan bagi  paket milenial ini.  Selebihnya Elpy-Mensi lagi berjuang mati-matian agar bisa  melunakkan  salera dukungan dari PDIP. Hanya saja, dalam politik-apalagi partai besar sekelas PDIP belum nyaman untuk Elpy-Mensi. Kecuali faktor pendukung  lainnya cukup meyakinkan. Jika tidak pasangan calon ini sebatas  bermain dalam ranah angan-angan.

Semenetara pasangan calon Herman Hery-Wili Nurdin, masih abu-abu. Masih ombang-ambing.  Para simpatisan  klaim jika pasangan   calon ini mengandalkan  dukungan PKB dan PDIP yang nota  bene hingga detik ini belum  jelas ke mana dermaga sandar dukungannya. Tetapi dalam politik bisa saja terjadi di luar kalkulasi kita. Sebab dunia politik selalu bermain dalam rana  kemungkinan. Segala kemungkinan  bisa saja terjadi. Dan itu di luar nalar waras masyarakat pada umumnya.

BACA JUGA:  Melki Laka Lena dan Filosofi Moke

Namun Jika PDIP  akhirnya menjawabi kegelisahan salah seorang kadernya, maka Elpy-Mensi dan Herman-Wily, harus mengelus dada. Pertarungan pun menyisahkan Akur versus Harum.  Jika ini yang terjadi, maka pertarungan makin seru. Makin berwarna. Makin telanjang.  Bikin dada kembang kempis.

Tetaplah Bersahaja

Dunia politik punya  mousenya sendiri.  Punya kiat dan cara yang serba samar dan sulit ditebak masyarakat banyak.   Hanya dalam kuali  kepentinganlah sanggup menyatukan hakekat perjuangan partai politik itu.

Dan kita pemilih, tetaplah  bersahaja menyikapi dinamika politik yang berkembang  hingga puncak nanti. Bersikap mendukung salah satu paket itu hak politik masing-masing kita.   Atau tunggu masuk bilik TPS baru tentukan pilihan juga bukan masalah. Kemerdekaan tetap menjadi milik  mutlak masing-masing kita.

Tentang   hasil kelak di hari pengadilan 27 Nopember 2024,  wajah lama atau  wajah baru memimpin Manggarai Timur, tidak jadi soal.  Sebab  kita  hanya bisa mengharapkan wajah baru, tapi jika kelak faktanya  berpihak ke wajah lama, mau bilang apa.  Pun sebaliknya wajah lama berjuang mati-matian, hasilnya justru wajah baru yang bermain slow berjaya, apa mau dikata.  Di sini hemat saya harus diakui  ada kuasa  tak terlihat yang mendesain masing-masing pasangan calon. Semesta  punya cara.

Yang menjadi risau  bagi kita adalah ketika harapan perubahan Manggarai Timur, masyarakat sejahtera dengan fasilitas yang cukup hanya sebatas  bualan semata di atas panggung bicara. Semoga… tidak demikian! (*)

Penulis adalah anak kampung tinggal di Lorong Ambisi, Kelurahan Satar Peot-Borong, Manggarai Timur

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button