FLORESIANA

“Maumere Baru”

Oleh : Benediktus Kasman

Dua kata ini ditemui pada pajangan baliho dan stiker tertulis di paket JOSS. Niscaya sebuah permenungan bernas yang menggugat dari Juventus Prima Yoris Kago, Calon bupati (cabup) dan Simon Subandi Supriadi, Calon Wakil Bupati (cawabup) Kabupaten Sikka.

Tajuk pemikiran Cabup dan Cawabup tersebut berpijak pada kajian kritis yang serius atas kondisi terkini di Kabupaten Sikka. Lantas, keduanya menggagas rancang bangun bernuansa perubahan dengan tagline  Maumere Baru.

Menelisik Arti Sebuah Nama

Nama Maumere ditilik dari kata bahasa tuturan lokal Sikka terbentuk dari dua vokabulari  ‘ma’u’ bermakna pantai dan ‘mere’  berarti besar. Kata baru dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memuat arti belum pernah ada sebelumnya dan modern. Besar dalam bahasa gaul mengandung makna  ‘gres’, ‘hebat’ atau ‘sangat bagus’.

Gagasan Maumere Baru- pantai besar yang baru, maju dan hebat  diusung oleh paket JOSS. Pertanyaannya siapakah dua putra itu?

Juventus dalam bahasa Latin berarti pemuda. Ia adalah anggota pegawai pasukan kaisar Julian yang berkemampuan memadukan warisan bersejarah dan pemikiran baru-maju untuk menyampaikan nilai-nilai lebih dari sekadar pemain di lapangan. Prima dalam linguistik Latin bermakna pertama.

Yoris melambangkan kemandirian dan kebebasan, pengusaha yang berani, tidak takut mengambil risiko, pemikir progresif yang jago memberi inspirasi pada orang lain. Kago menurut tradisi Lio berarti pemimpin suatu komunitas  kampung di zaman lampau sebelum dikenalnya pemerintahan modern.

Itu berarti entah disadari atau tidak, kapasitas kepemimpinan leluhurnya yang dimilikinya saat ini sudah mengalir dalam dirinya. Ringkasnya bahwa ia junior yang lebih muda dari yang lain. Pemuda pertama di era post modern yang berani mengambil risiko untuk maju menjadi pemimpin di tengah pemikiran yang berkembang dalam diskusi publik bahwa ihwal umur muda berkesan seolah nir-patron.

BACA JUGA:  Antara Cinta, Rasa Kebersamaan dan Keberpolitikan

Tapi, mengapa menyangsikan ‘orang muda’? Bukankah pembuat konstitusi meyakini akan potensi pemuda?  Apa indikator umur pemuda yang boleh terjun ke Pilkada?  Undang-Undang  Pilkada Putusan Mahkamah Agung nomor 23 PHUM/2024 memuat ukuran syarat calon Gubernur paling rendah 30 tahun dan 25 tahun untuk calon bupati dan wakil bupati atau calon wali kota dan wakil wali kota terhitung sejak pelantikan calon terpilih (HukumOnline.com).

Perihal Calon Wakil Bupati, Simon Subandi Supriadi bahwa Simon dalam bahasa Perancis adalah ‘pendengar yang baik’ dan dalam bahasa Ibrani berarti ‘mendengar atau mendengarkan’. Subandi dalam bahasa Jawa berarti  baik budi (www.ruangbunda.com) dan Supriadi sesuai termin Jawa juga mengandung makna lelaki yang baik. Ia adalah lelaki yang baik budinya dan seorang pendengar yang baik dapat mendengar dan mendengarkan.

Simon ketika ditautkan dengan latar belakangnya dalam urusan ekonomi dan Juventus yang berkemampuan membuka jaringan dengan aktor-aktor multipihak  maka kiprah membangun Maumere Baru terwujud.

Selarik Kisah  Pemimpin Muda dari Sikka di Level Kabupaten  dan Nasional

Pemimpin berusia muda senantiasa ada berbaris sepanjang sejarah lokal di nusantara, nasional di negara Indonesia dan di beberapa manca negara. Ketika gonjang-ganjing soal pemimpin berumur muda maka sontak alam pikiran kritis mulai menggugat. Salah satu rujukan sejarah mungkin dapat menggugat ulang mindset bahwa pemimpin dari kalangan kaum muda yang bermutu pun bakal mampu berkarya ‘mengurus rumah daerah’ bernama Kabupaten.

BACA JUGA:  Warga Sikka Hilang Terseret Ombak di Pantai Waigete

E.P. Da Gomez pernah menulis beberapa pemimpin dari Kabupaten Sikka yang berumur muda  berjudul “Menapaki Kerikil Tajam Menuju Gerbang Perubahan“  dalam buku Anak Kampung MENGEJAR PERUBAHAN Menuju Masyarakat Sikka Moret Epang ( 2008: 11).

Penulis mengurai bahwa pemimpin muda bupati pertama, Paulus Samador da Cunha memimpin Kabupaten Sikka pada umur 36 tahun (1960-1967), Bupati Daniel Woda Pale lahir 9 Juli 1939 menahkodai Kabupaten Sikka dalam usia 39 tahun (Sekwilda  dan PLT bupati 1978-1983  dan bupati 1983-1988). Dia menjadi orang nomor satu di Sikka selama sepuluh tahun.

Dan mendiang Bapak Fransiskus Xaverius Seda yang kesohor di level nasional terpilih jadi Ketua umum DPP Partai Katolik pada umur 35 tahun dan kemudian menjadi Menteri Perkebunan Republik Indonesia pada usia 38 tahun.

Ada hal menarik dari Bapak Daniel  Woda Pale dimana semangat pemuda dalam membangun digelorakan. Ia membangkitkan pemudanya dengan lagu:

“ Maumere Manis ee”

“ Maju pemuda

Maumere Manis ee”.

Sekilas Kisah Sejarah Kelahiran Ibu Pertiwi Indonesia

Para bapak bangsa Indonesia pada awalnya adalah pemimpin politik pada usia muda. Nama dan tulisan Mohamad Hatta atau Bung Hatta telah ramai diperbincangkan publik sejak berumur 20-an semasa era penjajahan. Bung Tomo, Sutan Syahrir, Bung Hatta dan Bung Karno rela mengorbankan harta bahkan mempertaruhkan  nyawa untuk kepentingan bersama: kemerdekaan!

Kemerdekaan tercapai karena elemen muda menyatakan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, yaitu mengaku bertumpah darah satu, berbangsa yang satu dan menjunjung bahasa yang satu: Indonesia.

BACA JUGA:  Kisah Melegenda The Dragon Princess dari Komodo

Dan Bung Karno tidak mercurigai ketokohan generasi muda:

“…berikan aku sepuluh pemuda dan aku akan guncangkan dunia”.

Juga Faisal Basri menaruh harapan kepada angkatan muda: “Kalian yang muda-muda ini hidup kalian masih panjang. Kalian yang paling berkepentingan untuk bersuara semakin lantang dan tidak hanya menjadi komoditas politik”.   Faisal menyebut penyampaian pendapat oleh anak muda semakin penting, karena pejabat (korup) hanya bisa hidup dari apatisme masyarakat dan kemasabodohan kalian yang muda (dalam podcast dikutip 6/9/2024 www.cbncindonesia.com).

Di zaman penuh kesulitan akan selalu ada tokoh-tokoh muda  yang menebarkan pikiran-pikiran dan aksi konkret yang memerdekakan  warga masyarakat dari multi problem.

Dari Alkitab Kej. 41-49 ditulis tentang Yusuf. Dia adalah sosok muda berusia 30 tahun menawarkan solusi ketika kerajaan Mesir dalam suatu masa pernah mengalami kelaparan hebat gara-gara kirisis ketersediaan pangan. Ia dijual saudara-saudaranya kepada Potifar. Kemudian dipenjarakan dengan tudingan palsu dalam kasus perselingkuhan dengan istri atasannya.

Suatu kesempatan Firaun mengumpulkan dewan kerajaan yang sudah berumur untuk mengatasi kebangkrutan ekonomi rakyatnya. Tak ada solusi ditemukan.  Tiba-tiba Yusuf putra Yakob yang dijual  saudara-saudaranya kepada Potifar mengusulkan pada Firaun agar pada tahun-tahun panen berlimpah hasilnya sebagian disimpan pada lumbung pangan yang ditanam di ladang-ladang di sekitar kota-kota  untuk memenuhi kebutuhan saat panen berkurang. Firaun kemudian mengangkatnya sebagai pejabat urusan pangan di kerajaan Mesir.

Yusuf  tampil pada usia 30 tahun sebagai tokoh muda pemerdekaaan rakyat dari krisis ekonomi kerajaan Mesir.

Penulis adalah pegiat sosial tinggal di Maumere

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button