FLORESGENUINE.com- Ketua Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Fransiskus Sukmaniara mengatakan, pemilih di Manggarai raya (Manggarai, Manggarai Barat, Manggarai Timur) merupakan pemilih yang rasional bukan pemilih primordial seperti diungkapkan oleh beberapa kalangan.
Fransiskus Sukmaniara mengungkapkan bahwa pemilih Manggarai raya adalah pemilih yang rasional berangkat dari pengalaman empirik di beberapa kali pemilihan gubernur NTT di mana meskipun ada calon dari Manggarai raya tetapi calon itu tidak terpilih karena pemilih Manggarai raya sesungguhnya adalah pemilih yang rasional bukan pemilih primordial yang memilih berdasarkan sentimen suku, agama, rasa atau golongan.
“ Pemilih Manggarai raya adalah pemilih yang rasional. Pemilih Manggarai raya bukan pemilih yang fanatis primordialisme. Dulu, ada calon gubernur dari Manggarai raya tapi tidak menang. Artinya, pemilih Manggarai raya ini sangat rasional. Jadi, isu-isu primordial hanya akan jadi bumerang bagi calon itu sendiri,” tandas Sukmaniara.
Fransiskus meyakini, sekuat apapun memprovokasi masyarakat Manggarai raya untuk memilih berdasarkan etnis, agama, wilayah, isu seperti itu hanya akan menjadi bumerang atau senjata makan tuan bagi calon tersebut.
“ Pengalaman empiris membuktikan bahwa cara pandang sentimen etnis, wilayah atau agama dipakai maka hanya akan menjadi bumerang atau senjata makan tuan,” ujarnya.
Menurut dia, pasangan calon Melki-Joni merupakan paket yang paling tepat untuk memimpin NTT karena kedua sosok calon pemimpin ini merupakan figure yang populis, bersahaja, lintas etnis, agama dan ras.
Melki Laka Lena sendiri adalah sosok yang merakyat dan telah bekerja keras untuk memambangun NTT. Frans menyakini paket Melki-Joni akan meraih kemenangan pada pemilihan Gubernur NTT tanggal 27 Nopember 2024 mendatang.
“ Saya kira memang kita berjuang untuk menang, jadi bukan sekedar kita berjuang. Figur Melki-Joni adalah calon yang tepat memimpin NTT,” ujarnya.
Menurut Franssikus, Melki adalah tokoh muda yang akrobati di dunia politik. Kedua figur ini Melki-Joni adalah orang-orang lintas etnis dan merupakan roll model bagi kepemimpinan NTT ke depan karena keduanya memiliki relasi pergaulan yang sangat luas tanpa membeda-bedakan status social masyarakat.
“ Melki-Joni tidak bergaul saat orang senang saja, tetapi orang susah sekalipun mereka tetap bergaul. Mereka bergaul dengan siapa saja dan dalam strata social apa saja,” ungkap mantan anggpta DPRD Manggarai Barat ini.
Selain itu, Melki Laka Lena dan Joni Asadoma juga memiliki visi misi dan program kerja yang nyata, mudah dimengerti dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu, dari aspek jejaringan, Melki-Joni punya relasi dan jaringan yang luas pemerintah pusat dan dengan partai-partai besar dalam koalisi pemerintah pusat sehingga mempermudah akses terhadap anggaran dan fasilitas lainnya dalam pembangunan NTT.
Menurut dia, suka atau tidak suka, politik jejaring tidak bisa dihindarkan. Dan Melki-Joni memiliki jaringan yang kuat dengan partai-partai besar sehingga dalam kepemimpinan Melki-Joni akan berdampak signifikan bagi pembangunan di daerah ini.
Dalam pembangunan wilayah NTT yang luas dan terdiri dari pulau-pulau, membutuhkan intervensi pemerintah pusat baik dari aspek penganggaran maupun dukungan politik lainnya karena itu, NTT membutuhkan figur yang memiliki kapasitas dan akses yang luas dengan pemerintah pusat. [kis/fg]