ISKA Dorong Lemhannas Lakukan SSDN di Destinasi Pariwisata Super Prioritas
Oleh : Yakobus S Muda *
Arahan Presiden Jokowi tentang fokus pengembangan lima destinasi pariwisata super prioritas dinilai tepat. Hal ini terjadi saat pandemi covid-19. Pilihan kebijakan yang sulit namun tepat. Penggunaan anggaran dan program sangat efektif dan efisien. Dampak arahan ini telah menyebabkan pertumbuhan destinasi yang sangat tinggi.
Tahun 2023, pertumbuhan angka wisatawan di destinasi super prioritas Labuan Bajo naik 60% dari tahun sebelumnya. Program-program yang diarahkan telah menaikan reputasi dan ekosistem pariwisata. Saat ini, angka investasi di Labuan Bajo menjadi tertinggi di sepanjang sejarah.
Di semester kedua tahun 2024, Bandara Komodo Labuan Bajo menjadi bandara internasional. Lima negara di Asia Pacifik akan langsung terhubung dengan Labuan Bajo. Hal ini membuka peluang menangkap pasar wisatawan asia dan pacifik selatan.
Dominasi wisatawan dunia tertinggi berasal dari Asia. Australia termasuk potensi pasar tertinggi di destinasi Indonesia tengah bagian selatan. Peluang besar bagi Labuan Bajo bertumbuh sebagai destinasi dunia semakin optimis.
Atas capaian diatas, ISKA IKAL Strategic Center melakukan kajian. Kajian pada aspek astra gatra. Kekuatan Labuan Bajo pada gatra ideologi, sosial budaya, sumber kekayaan alam dan keamanan.
Gatra ideologi dan sosial budaya menjadi kekuatan pulau dengan angka toleransi, kerukunan dan persaudaraan yang tinggi. Mengamalkan nilai-nilai Pancasila adalah budaya yang menjadi kehidupan keseharian di Flores NTT. Kekuatan persaudaraan dan kerukunan dapat ditemukan dalam ruang temu masyarakat. Masyarakat bertemu tanpa ada sekat keyakinan. Itulah budaya NTT.
Pulau dengan degradasi lahan yang rendah selama hampir 8 dekade. Pulau dengan sumbangan karbon negatif. Pulau yang memiliki potensi panas bumi 902 MW. Kekuatan ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan keunggulan variasi destinasi Labuan Bajo.
Apabila dlihat dari data demografi Kabupaten Manggarai Barat, jumlah sarjana sekitar 6% dari sekitar 270 ribu penduduk. Serapan di sektor pariwisata belum mencapai 1 persen. Angka ini menunjukkan masih terdapat gap dalam bidang sumberdaya manusia.
Upaya untuk mengurangi gap dilakukan dengan pendidikan vokasi. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan SDM dalam jangka pendek guna merangkul harta kekayaan baru bidang pariwisata yang terus pesat pertumbuhannya.
Parameter capaian mengumpulkan harta kekayaan bidang pariwisata antara lain ditujukan dengan kenaikan angka investasi, bursa tenaga kerja yang tinggi, peningkatan pendapatan asli daerah serta dampak berganda lainnya.
Pertumbuhan investasi di Labuan Bajo mengambil porsi tertinggi di Flores. Tahun 2023 angka investasi sebesar 1,4 trilyun. Pendapatan asli daerah tahun 2023 tertinggi, melampaui Kota Kupang.
Hal ini juga didukung dengan angka kriminalitas yang rendah di Labuan Bajo. Jika dibandingkan dengan kabupaten kota lainnya, pertumbuhan sektor pariwisata di Labuan Bajo tidak menunjukan angka kriminalitas yang berbeda dengan kabupaten kota lainnya.
Peluang Labuan Bajo untuk terus bertumbuh semakin terbuka. Jumlah hotel dan restoran sudah menyamai kota Kupang dan akan melampauinya di tahun depan. Peluang menarik wisatawan dunia semakin terbuka.
Bandara Ngurah Raih di Bali dan Soekarno-Hatta menjadi pintu masuk utama wisman ke Indonesia, dengan kontribusi 90,21 %. Dengan adanya penerbangan langsung, pertumbuhan wisatawan mancanegara ke Labuan Bajo diproyeksikan akan mencapai 7,5 % di tahun depan.
Melihat keberhasilan ini dan peluang yang akan datang, maka diperlukan strategi dan kebijakan jangka panjang untuk mengoptimalkan potensi pengembangan Labuan Bajo dan destinasi pariwisata super prioritas lainnya.
Dengan mempertimbangkan aspek geopolitik dan geostrategi, maka Ikatan Sarjana Katolik (ISKA) IKAL Strategic Center mengusulkan dilakukan Studi Strategis Dalam Negeri (SSDN) bagi peserta pendidikan regular Lemhannas RI tahun 2025.
Dengan memperhatikan kajian dan analisa terhadap potensi dan arah pengembangan Labuan Bajo ke depan, yang dibutuhkan sekarang adalah adanya fokus dan perhatian semua pihak untuk mencapai optimalisasi potensi menjadi realisasi pendapatan dan peroleh manfaat dari Labuan Bajo.
Jangan sampai kita abai dan berpaling perhatian sehingga potensi besar ini terbengkelai jika tidak mendapatkan perhatian dan sentuhan yang optimal meski tahap demi tahap dalam dimensi waktu pengembangan dan pembangunannya.
Penulis adalah anggota ISKA IKAL Strategic Center