FLORESGENUINE.com-Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia atau Burung Indonesia bersama masyarakat dan pelajar Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), menanam 1.647 pohon di beberapa kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS).
Kegiatan penanaman pohon berlangsung di Desa Golo Ndoal, Sabtu (5/10/2024). Kegiatan ini merupakan rangkaian aksi dalam rangka merayakan Hari Sungai Internasional yang jatuh pada tanggal 27 September 2024.
Adapun jenis pohon yang ditanam antara lain, pete, pala, ketapang, sirsak, merbau, sengon, pucuk merah, jambu, jambu biji dan bancang. Selain warga setempat, kegiatan ini juga melibatkan asosiasi pengusaha peduli air Labuan Bajo (SIALIR) serta perwakilan private sector di Kota Labuan Bajo seperti Hotel Jayakarta, Sudamala, La Prima, Prundi, Pavilla, Parlezo, Mai Cenggo, Lentera, Depot Wae Mince, Depot Mbeliling Makmur, Forum Peduli Kawasan Mbeliling, Sekangiling Dedatang’s, para siswa/i SMAN I Mbeliling serta para guru.
Kegiatan penanaman pohon yang dikemas dalam eco trip di Bentang Alam Mbeliling ini bertujuan untuk membangun partisipasi publik serta mendorong semua pihak untuk terlibat aktif dalam upaya konservasi keragaman hayati khususnya sumberdaya air.
Melalui kegiatan ini, Burung Indonesia mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga, merawat, melestarikan dan melindungi sumber-sumber mata air yang ada di kawasan DAS demi menjamin ketersediaan air bagi pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat, kelestarian lingkungan dan keberlanjutan.
Manager Program Flores Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia, Tiburtius Hani menyebutkan, total pohon yang ditanam mencapai 1.649 pohon. Penanaman pohon difokuskan pada kawasan-kawasan daerah aliran sungai di wilayah itu.
DAS, kata dia, merupakan kawasan yang sangat penting untuk dikonservasi demi menjaga kelestarian dan perlindungan keberagaman sumberdaya hayati termasuk di dalamnya berbagai jenis burung dan ekosistem lainnya.
Tiburtius menjelaskan bahwa bentang alam Mbeliling merupakan mozaik tata guna lahan yang terdiri dari lokasi-lokasi penting bagi konservasi keragaman hayati, tidak hanya bersifat lokal tetapi juga global.
Burung Indonesia mencatat, bentang alam Mbeliling memiliki luas sekitar 94.000 hektar. Mencakupi 5 lokasi penting bagi keragaman hayati serta merupakan habitat bagi 19 species yang terancam punah secara global.
Dari sudut pandang hidrologi, bentang alam Mbeliling merupakan hulu bagi sungai-sungai yang mengalir ke arah barat dan selatan. Sedikitnya, terdapat 4 DAS tercakup dalam bentang alam Mbeliling yakni DAS Wae Mese yang bermuara ke Nanganae, DAS Wae Jamal yang bermuara ke Nangalili, DAS Wae Ndae yang bermuara ke Nagabere dan DAS Wae Kloa yang bermuara di Nggoer.
Keempat DAS tersebut penting untuk dikonservasi karena merupakan daerah tangkapan air yang menyuplay kebutuhan bagi warga setempat maupun masyarakat di Kota Labuan Bajo dan sekitarnya.
Dia mengatakan, DAS di Desa Golo Ndoal misalnya, wajib untuk dikonservasi demi menjaga agar sumber-sumber air di wilayah hulu tersebut tidak kering akibat kerusakan lingkungan di sekitarnya.
“ Daerah seperti Golo Ndoal dan Tondong Belang adalah kawasan tangkapan air yang sangat penting sehingga harus dilindungi,” ujarnya.
Untuk memastikan hal ini, diperlukan keterlibatan semua pihak, baik masarakat di hulu maupun masyarakat di hilir. Upaya konservasi perlu terus dilakukan agar menjamin ketersediaan air dan keberlanjutan. [kis/fg]